Selasa, 19 Desember 2017

Indahnya kasih Tuhan

“Indahnya ‘mentari’ hanya sehari………. Indahnya “bulan” hanya semalam ……. Indahnya ‘pelangi’ hanya sesaat …… tapi indahnya KASIH TUHAN tetap untuk selamanya”.


PEMUDA REMAJA GKII LONG LEES


Senin, 18 Desember 2017

ANAK ADALAH TITIPAN TUHAN

ANAK ADALAH BERKAT ISTIMEWA DARI TUHAN


Baca: Mazmur 139:13-18

"Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku." Mazmur 139:13

Sebuah keluarga tidak akan terasa lengkap dan tampak sepi jika tidak ada kehadiran anak. Memiliki anak adalah impian setiap pasangan suami isteri. Sungguh, anak adalah harta yang tak ternilai dari Tuhan. Ketahuilah bahwa seorang anak berada di dunia ini bukan karena keinginannya sendiri, tetapi semua karena rencana dan kehendak Tuhan semata. Itulah sebabnya Tuhan sendiri yang membentuk dan menenun mereka sejak dalam kandungan ibunya, mulai dari warna kulit, sifat atau ciri-ciri lainnya. Meskipun demikian bukan berarti anak itu sempurna, ia memiliki juga kekurangan, namun kita sebagai orangtua tidak boleh menyepelekan mereka. Banyak orangtua yang tidak melihat anak-anaknya dari sujud pandang Tuhan. Akibatnya orangtua suka berlaku kasar terhadap anak atau mengata-ngatai anak dengan kata-kata yang tidak seharusnya diucapkan, seperti: kamu bodoh, bandel, atau menyesal ibu melahirkan kamu.

Seringkali para orangtua tidak mampu melihat potensi yang ada di dalam diri anak-anaknya padahal Tuhan telah memperlengkapi mereka dengan talenta dan karunia. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa anak-anak mendapat tempat istimewa di hati Tuhan. Dikatakan, "...anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada Tuhan, dan buah kandungan adalah suatu upah. Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda." (Mazmur 127:3-4). Oleh karenanya Tuhan menghendaki agar para orangtua mengasihi dan mendidik anak-anaknya dengan penuh kasih. Tuhan pun dapat memakai mereka dengan urapan dan panggilan khusus. Contohnya Samuel, ia dipanggil untuk melayani Tuhan saat usianya masih sangat belia (baca 1 Samuel 2:18).

Setiap anak diibaratkan seperti kertas yang masih putih dan bersih, karena itu para orangtua harus berhati-hati. Apa yang diajarkan dan ditanamkan pada anak akan sangat menentukan masa depan mereka (baca Amsal 22:6). Tuhan memberi tugas dan tanggung jawab kepada orangtua untuk mendidik anak-anaknya sesuai dengan firman Tuhan. Jadi "...kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan." (Efesus 6:4).

Anak adalah harta istimewa dari Tuhan, karena itu kasihi dan didiklah mereka dengan benar!
Karena mereka adalah Pemimpin masa depan yang sesungguhnya.


Anak adalah titipan Tuhan

ANAK ADALAH BERKAT ISTIMEWA DARI TUHAN


Baca: Mazmur 139:13-18

"Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku." Mazmur 139:13

Sebuah keluarga tidak akan terasa lengkap dan tampak sepi jika tidak ada kehadiran anak. Memiliki anak adalah impian setiap pasangan suami isteri. Sungguh, anak adalah harta yang tak ternilai dari Tuhan. Ketahuilah bahwa seorang anak berada di dunia ini bukan karena keinginannya sendiri, tetapi semua karena rencana dan kehendak Tuhan semata. Itulah sebabnya Tuhan sendiri yang membentuk dan menenun mereka sejak dalam kandungan ibunya, mulai dari warna kulit, sifat atau ciri-ciri lainnya. Meskipun demikian bukan berarti anak itu sempurna, ia memiliki juga kekurangan, namun kita sebagai orangtua tidak boleh menyepelekan mereka. Banyak orangtua yang tidak melihat anak-anaknya dari sujud pandang Tuhan. Akibatnya orangtua suka berlaku kasar terhadap anak atau mengata-ngatai anak dengan kata-kata yang tidak seharusnya diucapkan, seperti: kamu bodoh, bandel, atau menyesal ibu melahirkan kamu.

Seringkali para orangtua tidak mampu melihat potensi yang ada di dalam diri anak-anaknya padahal Tuhan telah memperlengkapi mereka dengan talenta dan karunia. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa anak-anak mendapat tempat istimewa di hati Tuhan. Dikatakan, "...anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada Tuhan, dan buah kandungan adalah suatu upah. Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda." (Mazmur 127:3-4). Oleh karenanya Tuhan menghendaki agar para orangtua mengasihi dan mendidik anak-anaknya dengan penuh kasih. Tuhan pun dapat memakai mereka dengan urapan dan panggilan khusus. Contohnya Samuel, ia dipanggil untuk melayani Tuhan saat usianya masih sangat belia (baca 1 Samuel 2:18).

Setiap anak diibaratkan seperti kertas yang masih putih dan bersih, karena itu para orangtua harus berhati-hati. Apa yang diajarkan dan ditanamkan pada anak akan sangat menentukan masa depan mereka (baca Amsal 22:6). Tuhan memberi tugas dan tanggung jawab kepada orangtua untuk mendidik anak-anaknya sesuai dengan firman Tuhan. Jadi "...kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan." (Efesus 6:4).

Anak adalah harta istimewa dari Tuhan, karena itu kasihi dan didiklah mereka dengan benar!
Karena mereka adalah Pemimpin masa depan yang sesungguhnya.


Anak adalah titipan Tuhan

ANAK ADALAH BERKAT ISTIMEWA DARI TUHAN
ANAK ADALAH BERKAT ISTIMEWA DARI TUHAN


Baca: Mazmur 139:13-18

"Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku." Mazmur 139:13

Sebuah keluarga tidak akan terasa lengkap dan tampak sepi jika tidak ada kehadiran anak. Memiliki anak adalah impian setiap pasangan suami isteri. Sungguh, anak adalah harta yang tak ternilai dari Tuhan. Ketahuilah bahwa seorang anak berada di dunia ini bukan karena keinginannya sendiri, tetapi semua karena rencana dan kehendak Tuhan semata. Itulah sebabnya Tuhan sendiri yang membentuk dan menenun mereka sejak dalam kandungan ibunya, mulai dari warna kulit, sifat atau ciri-ciri lainnya. Meskipun demikian bukan berarti anak itu sempurna, ia memiliki juga kekurangan, namun kita sebagai orangtua tidak boleh menyepelekan mereka. Banyak orangtua yang tidak melihat anak-anaknya dari sujud pandang Tuhan. Akibatnya orangtua suka berlaku kasar terhadap anak atau mengata-ngatai anak dengan kata-kata yang tidak seharusnya diucapkan, seperti: kamu bodoh, bandel, atau menyesal ibu melahirkan kamu.

Seringkali para orangtua tidak mampu melihat potensi yang ada di dalam diri anak-anaknya padahal Tuhan telah memperlengkapi mereka dengan talenta dan karunia. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa anak-anak mendapat tempat istimewa di hati Tuhan. Dikatakan, "...anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada Tuhan, dan buah kandungan adalah suatu upah. Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda." (Mazmur 127:3-4). Oleh karenanya Tuhan menghendaki agar para orangtua mengasihi dan mendidik anak-anaknya dengan penuh kasih. Tuhan pun dapat memakai mereka dengan urapan dan panggilan khusus. Contohnya Samuel, ia dipanggil untuk melayani Tuhan saat usianya masih sangat belia (baca 1 Samuel 2:18).

Setiap anak diibaratkan seperti kertas yang masih putih dan bersih, karena itu para orangtua harus berhati-hati. Apa yang diajarkan dan ditanamkan pada anak akan sangat menentukan masa depan mereka (baca Amsal 22:6). Tuhan memberi tugas dan tanggung jawab kepada orangtua untuk mendidik anak-anaknya sesuai dengan firman Tuhan. Jadi "...kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan." (Efesus 6:4).

Anak adalah harta istimewa dari Tuhan, karena itu kasihi dan didiklah mereka dengan benar!
Karena mereka adalah Pemimpin masa depan yang sesungguhnya.


Jumat, 01 September 2017

CARILAH TUHAN SELAGI MASIH DI TEMUI

CARILAH TUHAN SELAGI DAPAT DITEMUI


Baca: 1 Tawarikh 16:7-36

"Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!" 1 Tawarikh 16:11

Pada umumnya manusia lebih banyak dikuasai pancainderanya sehingga apa yang kita lihat, kita rasa dan kita dengarlah yang lebih dominan mempengaruhi kehidupan kita, sehingga yang menjadi fokus hidup kita pun adalah hal-hal lahiriah atau duniawi. Namun kita tahu bahwa semua yang ada di dunia ini adalah sementara alias fana. Alkitab tegas menyatakan bahwa jika kita terus bersahabat dengan dunia ini berarti kita memutuskan untuk menjadi musuh Allah (baca Yakobus 4:4). Semakin kita fokus kepada dunia semakin kita akan jauh dari Tuhan, bahkan keinginan untuk mengenal Tuhan juga semakin menipis. Maka dari itu "...carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada,...Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." (Kolose 3:1-2).

Mencari Tuhan adalah sebuah kebutuhan, keharusan dan juga perintah bagi semua manusia. Selagi ada waktu dan kesempatan marilah kita mencari Tuhan dengan seluruh keberadaan hidup kita, bukan hanya sebatas formalitas atau lahiriah saja, melainkan harus melibatkan hati dan pikiran, sebab "TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita." (1 Tawarikh 28:9). Jangan sampai kita hanya datang mendekat kepada Tuhan secara lahiriah sementara hati dan pikiran jauh dari Tuhan, seperti yang diperbuat oleh bangsa Israel: "...bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan," (Yesaya 29:13). Ibadah yang demikian adalah kebencian Tuhan. "Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu." (Amos 5:21).

Biarlah teguran Tuhan ini menjadi peringatan keras bagi kita supaya kita tidak lagi bermain-main dengan ibadah kita. Tuhan menegur bukan berarti Dia kejam dan tidak mengasihi kita, justru menunjukkan bahwa Tuhan sangat mempedulikan kita. "...perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan," (Amsal 6:23). Karena itu carilah Tuhan segera selagi Ia berkenan untuk kita temui.

Berbahagialah orang yang mencari Tuhan dengan segenap hati! (baca Mazmur 119:2)


TUHAN YESUS MEMBERKATI
Semoga melalui posting"CARILAH TUHAN SELAGI DAPAT DITEMUI" saudara bisa diberkati



Pemuda Remaja GKII Longlees

Busang

Rabu, 30 Agustus 2017

LADANG SUDAH MENGUNING SIAP UNTUK DI TUAI

LADANG SUDAH MENGUNING SIAP DITUAI Beberapa orang Kristen merasa takut bila diajak untuk memberitakan Injil. Kuatir dituduh Kristenisasi, kuatir dikucilkan bahkan takut ditolak dan dianiaya. Lebih baik di zona nyaman saja. Mengapa demikian? Ada kemungkinan mereka tidak tahu metode atau kiat-kiat penginjilan. Atau mungkin mereka belum mengalami Injil sepenuhnya, sehingga mereka belum menyadari Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan - Roma 1:17. Atau ada yang berpikir, "Toh Tuhan yang membuat orang diselamatkan, jadi jika Tuhan mau, ya Tuhan sanggup menyelamatkan tanpa saya harus memberitakan Injil". Kalau kita lihat dan sekidiki teks bacaan Yohanes 4:35, ditemukan latar belakang perkataan Yesus yang mengajak murid-murid-Nya untuk mulai menuai. Sebenarnya apa yang dilihat Yesus sehingga Ia menyatakan, "ladang sudah menguning?" Secara spiritual, Yesus melihat umat Israel waktu itu sudah sangat rindu, haus, lapar bahkan hampir putus asa (tersesat: contoh Yudas Makabe) dalam menantikan kedatangan Mesias. Sebab setelah sekian lama mereka mendengar dan mempelajari nubuatan para nabi tentang Mesias tetapi Mesias tidak datang-datang juga. Kerinduan semakin bertambah seiring penderitaan akibat penjajahan kejam bangsa Romawi. Sungguh harapan mereka akan Mesias semakin besar. Bagai ladang sudah menguning, siap untuk dituai. Inilah waktunya Mesias datang. Jadi, secara spiritual mereka sudah matang dan siap untuk menerima Mesias. Kegenapan dari janji Tuhan mulai dari Kejadian 3 sampai Maleakhi. Sama seperti sekarang, dunia secara spiritual butuh Juruselamat. Kita dipanggil sebagai penuai di zaman akhir. Apa saja yang perlu kita ketahui sebelum menuai? Bila kita selidiki seluruh kitab, maka paling tidak ada empat hal yang harus kita ketahui dan miliki sebelum menuai, yaitu: 1. Mengetahui produk yang kita tawarkan. Apakah Injil itu?; Penginjilan adalah memberitakan tentang Yesus Kristus bahwa di dalam Dia ada pengampunan dosa bagi manusia berdosa sehingga mereka dibenarkan, didamaikan dan diselamatkan. Baca juga definisi penginjilan. 2. Menyelidiki target yang ingin dituai (market place). Ini berbicara tentang sasaran penginjilan. 3. Melatih keterampilan atau metode yang tepat. Pemberitaan Injil membutuhkan tenaga yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan mampu mengaplikasikan dalam ladang penginjilan. Metode penginjilan pribadi. 4. Memiliki sikap yang benar sebagai penuai. Penginjil adalah Injil terbuka yang dapat dibaca oleh dunia ini. Oleh karena itu, setiap penginjil perlu memiliki sikap hidup yang tepat dalam rangka menuai ladang yang sudah menguning. Lihatlah ladang sudah menguning, mulailah berdoa dan melangkah dengan iman. Kapan saja dan di mana saja bersiap-sedialah untuk menuai. Jangan malu nyatakan Kristus di hadapan manusia. Sebab Ia berkenan kepada hamba-Nya yang memberitakan Injil. "Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal". Mari berlomba-lomba menuai. Tuhan Yesus menyertai dan meneguhkan kesaksian kita. Baca juga materi khotbah ini: Hidup Kristen Yang Berbuah Banyak.