Kamis, 04 Januari 2018

PEMBERIAN BAPA:BAIK DAN SEMPURNA

PEMBERIAN BAPA: BAIK DAN SEMPURNA

Baca: Yakobus 1:12-18

"Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran." Yakobus 1:17

Dalam tulisannya rasul Yakobus mengingatkan supaya kita jangan pernah mengatakan kalau kita sedang dalam pencobaan, lalu kita menyimpulkan bahwa pencobaan tersebut berasal dari Bapa. Mengapa? Karena Bapa tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya." (Yakobus 1:14). Banyak dari kita yang tak menyadari bahwa segala yang baik itu berasal dan datang dari Bapa, karena Dia adalah sumber segala yang baik. Berbagai cara Bapa lakukan untuk menghadirkan kebaikan bagi kita, bahkan di balik masalah atau peristiwa yang menyakitkan sekali pun (Roma 8:28); dan apa pun yang Bapa berikan bagi anak-anak-Nya, sungguh tak dapat diukur dan dinilai berdasarkan akal dan pemikiran manusia.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan musim berganti musim, namun kasih, pemeliharaan dan penyertaan tak pernah berubah dalam hidup kita. Sungguh, tanpa Tuhan yang menyertai, kita takkan mampu menjalani hari-hari yang berat, hingga akhirnya tanpa terasa kita sudah berada di penghujung hari di tahun 2017. "Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!" (Mazmur 103:2). Haruslah selalu kita ingat bahwa Bapa memberikan sesuatu bukan semata-mata untuk kesenangan kita, tapi Ia memberikan segala yang baik supaya kita dapat memuliakan Dia dan menjadi saluran berkat bagi orang lain. "Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa." (Mazmur 67:2-3). Bapa memberkati kita supaya kita menjadi penyalur berkat-Nya, yaitu dengan menabur.

Kita patut bersyukur karena kita memiliki Bapa yang sungguh teramat baik, yang suka memberi dan selalu memberi; dan apa yang Bapa beri adalah berkat yang baru!

"Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" Ratapan 3:22



Selasa, 02 Januari 2018

MILIKILAH MENTALITAS SEORANG PAHLAWAN IMAN

MILIKILAH MENTALITAS SEORANG PAHLAWAN IMAN SEJATI

Ketika Daud lari dari Saul karena Saul hendak membunuhnya sebab ia sangat cemburu kepada Daud tentang keberhasilan Daud membunuh Goliat, Daud lari ke gua Adulam. Ketika Daud di gua Adulam, ada orang-orang yang ikut bersama Daud, mereka adalah orang-orang yang dalam kesukaran, orang-orang yang dikejar-kejar tukang piutang, orang-orang yang sakit hati. Mereka menjadikan Daud pemimpin atas mereka (I Samuel 22:1-2). Walaupun semula mereka adalah orang-orang yang mempunyai banyak masalah, tapi mereka bersedia mengubahkan mentalitas yang mereka miliki sehingga akhirnya mereka bangkit sebagai para pejuang yang tangguh, mereka menjadi pahlawan-pahlawan Daud (II Samuel 23:8-29).

Diantara kita mungkin tidak ada orang yang mempunyai masalah yang sama dengan orang-orangnya Daud, atau seandainya ada sekalipun, jika kita mau bangkit dan membuang mentalitas lama – mentalitas pecundang dan mulai memiliki mentalitas seorang pahlawan iman, maka kita akan menjadi orang-orang yang Tuhan pakai di dunia ini sebagai pahlawan-pahlawan iman seperti Tuhan telah memakai Gideon, Debora, Ester, Daud, Daniel dan para pahlawan iman lainnya.

Di dalam diri kita ada potensi Ilahi yang tidak terbatas karena kehadiran Kristus dalam hati kita. Ini adalah fakta yang harus kita yakini. Apapun perasaan yang sedang terjadi atas kita, atau apapun situasi yang sedang terjadi, semuanya itu tidak merubah fakta yang mengatakan bahwa tubuh kita adalah bait Allah, ada Roh Allah yang diam di dalam kita (I Korintus 3:16). Seandainya kita tidak yakin akan fakta Ilahi ini, maka kita tidak tahan uji. ”Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.” (II Korintus 13:5). Jangan hidup atas perasaanmu, tapi hiduplah diatas fakta Ilahi (Firman).

Menurut kamus Webster, mentalitas memiliki arti: kemampuan untuk berpikir dan beralasan/ merencana. Untuk jemaat bisa mengembangkan mentalitas seorang pahlawan iman sejati, mereka perlu belajar mengadopsi nilai-nilai dan prinsip hidup seorang pejuang iman.


Berikut adalah beberapa nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap jemaat sebagai pahlawan iman sejati:

a. Sebagai pahlawan iman, hidup kita tidak ditentukan oleh apa yang bisa atau tidak bisa kita lakukan; juga tidak ditentukan oleh apa yang kita miliki atau tidak miliki saat ini. Hidup kita ditentukan oleh apa yang Surga sudah sediakan bagi kita.

b. Sebagai pahlawan iman, kita hidup dengan senantiasa meresponi tuntunan hati nurani kita yang murni; kita memiliki roh yang lembut, mudah dibentuk, mudah diajar, dan mau berubah.

c. Seorang pahlawan iman akan terus memanisfestasikan karakter Kristus dalam kehidupan sehari-hari.

d. Seorang pahlawan iman hidup dengan gairah rohani yang terus menyala-nyala.

e. Seorang pahlawan iman selalu bersedia untuk mendahului dalam menaburkan kebenaran.

f. Seorang pahlawan iman selalu hidup dengan hati yang tulus.

g. Seorang pahlawan iman memiliki roh pionir yang kuat – muncul untuk memprakarsai terjadinya perubahan yang positif di komunitasnya.

h. Seorang pahlawan iman adalah seseorang yang konsisten dengan kebenaran yang sudah ia ketahui.

i. Seorang pahlawan iman memiliki kerelaan untuk berkorban bagi Kerajaan Surga – bahkan mengorbankan apa yang sesungguhnya menjadi haknya, demi kepentingan Kerajaan Surga.


Dengan kita sungguh sungguh belajar menghidupi prinsip-prinsip diatas, mereka sedang terus membangun mentalitas seorang pahlawan iman sejati dalam hidupnya.




HATI YANG BARU

Hati Yang Baru Untuk Tahun yg Baru

“Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.” Yehezkiel 36:26

Satu tahun telah kita lalui dan kini tahun yang baru telah tiba. Banyak hal yang telah kita lalui, entah itu baik maupun yang buruk sekalipun. Sebagian doa-doa kita mungkin telah dijawab dan sebagian lagi belum ada jawabannya. Masalah yang lalu telah dilalui, tetapi ada masalah lain yang terus berdatangan.

Memasuki tahun yang baru, janji Tuhan bagi umatNya tetap berlaku. Dia senantiasa memberikan rancangan damai sejahtera bagi umatNya yang setia mengasihi Dia. Dan ketika kita sungguh-sungguh berbalik dari jalan-jalan kita yang jahat, Dia memberikan hati yang baru dan roh yang baru dalam hidup kita. Dia akan memberikan kemampuan bagi kita agar kita dapat hidup taat seturut dengan FirmanNya.

Tentunya hati yang baru dan roh yang baru harus diikuti dengan sikap dan perbuatan yang sesuai dalam kehidupan kita, agar hubungan dengan Tuhan dapat terus terjaga dan FirmanNya benar-benar membawa dampak yang luar biasa dalam kehidupan kita. Dan dalam tahun yang baru ini, kita semua juga pasti rindu untuk melihat janji-janji Tuhan digenapi, jawaban-jawaban doa dipenuhi, masalah-masalah dapat terselesaikan dan segala keinginan kita diberikan oleh Tuhan.

Oleh karena itu dengan hati yang baru, ada beberapa hal yang harus kita lakukan dalam menyambut tahun yang baru ini agar janji-janji Tuhan dapat digenapi dalam hidup kita:

1. Lakukan Segala Sesuatu Di Dalam Yesus

“Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” Kol 3:17

Ingatlah kepada Tuhan dalam setiap perbuatan kita, baik dalam pekerjaan, di kantor, di rumah, di jalan, di sekolah, dalam lingkungan sosial, keluarga, pergaulan dan lain-lain

Keluarkan perkataan-perkataan yang positif dalam hidup kita, lakukan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Lakukan segala sesuatu, seperti kita melakukannya untuk Tuhan. Kita tidak akan berani berbuat kecurangan/dosa, jika kita ingat bahwa yang kita lakukan adalah untuk Tuhan.

“Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.
Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.
Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku.” Maz 91:14-16


2. Belajar Dari Pengalaman

“Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.” Maz

Segala ujian dan pencobaan yang Tuhan ijinkan dalam hidup kita adalah untuk pembelajaran bagi kita agar kita dapat hidup lebih baik lagi di hadapan Tuhan.

Tuhan senantiasa membentuk hidup kita melalui segala keadaan maupun kondisi agar kita dapat menjadi kuat menghadapi masalah-masalah yang lebih besar lagi.

Dan ketika kita mau terbuka di hadapan Tuhan dan belajar dari setiap masalah yang kita hadapi, maka kita akan menjadi manusia yang semakin mendekati kepada kesempurnaan, karena hidup ini adalah proses menuju kepada kesempurnaan.

Belajarlah dari setiap pengalaman yang kita lalui, belajar dari tahun yang telah kita lalui dan evaluasi apa yang perlu kita perbaiki untuk menyongsong tahun yang baru.

Kesalahan yang pernah kita lakukan tidak perlu terulang lagi, dan kebaikan yang telah dilakukan biarlah dapat lebih lagi dikerjakan dalam tahun yang baru.

“Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.” Rom 15:4

3. Iman Disertai Perbuatan

“Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.” Yak 2:17

Keyakinan iman dan kehidupan doa harus selalu diimbangi dengan perbuatan. Karena iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati, sedangkan iman yang disertai dengan perbuatan akan menghasilkan mujizat dalam kehidupan kita.

Seringkali ketakutan senantiasa menghalangi kita untuk dapat melangkah dengan iman. Pikiran dan logika selalu bertolak belakang dengan iman yang kita miliki. Tetapi ketika kita menyingkirkan segala ketakutan dan mulai melangkah dengan iman, maka kita akan melihat hasil yang luar biasa dari perbuatan yang kita lakukan.

Ketika kita takut untuk melangkah atau berbuat sesuatu, maka kita telah kehilangan kesempatan untuk berhasil. Mungkin juga ketika kita melangkah kita akan menemui kegagalan. Tetapi kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi ketika kita tidak mulai untuk melangkah.

Keberanian berbuat sesuatu akan mendatangkan kemungkinan untuk berhasil dalam kehidupan kita. Dan sesuatu yang dilakukan berkali-kali dengan tekun akan membuat kita menjadi mahir, sehingga persentase keberhasilan akan menjadi semakin besar. Ditambah lagi dengan iman yang kita pegang teguh, maka mujizat demi mujizat akan menyertai setiap langkah hidup yang kita jalani.

“Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik.” Pkh 11:16.

Sambutlah tahun yang baru dengan penuh keyakinan, karena Tuhan telah memberikan kita hati yang baru. Lakukan segala sesuatu di dalam Yesus, belajarlah dari pengalaman yang lalu dan melangkah dengan imanmu, maka kita akan melihat janji-janji Tuhan digenapi dalam hidup kita pada tahun yang baru ini. Haleluya!

“Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,


dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,

dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.

Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.” 2 Petrus 1:5-8