Senin, 19 Juni 2017
SETIA SAMPAI AKHIR
Setia Sampai Akhir
… kepada…jemaat di Smirna…Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu…
Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! …
Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua.” Wahyu 2:8-11
Dalam kitab wahyu dijelaskan mengenai keberadaan tujuh sidang jemaat yang memiliki latar belakang yang beranekaragam. Salah satunya adalah jemaat Smirna. Jemaat ini adalah jemaat yang terbentuk dengan latar belakang penderitaan, kehancuran, kebakaran dan perampokkan. Jemaat ini dianalogikan dengan Mur yang adalah lambang dari kematian. Dengan latar belakang ini maka jemaat Smirna adalah gambaran jemaat yang gelap dan suram. Bahkan uskup pertama yang mati secara martir berasal dari jemaat Smirna, yaitu Policarpus. Dia dianiaya sampai mati untuk mempertahankan imannya. Namun dengan begitu banyak kesusahan yang mereka alami Tuhan tidak serta merta menghilangkannya, tetapi justru berkata “Jangan takut…” Pesan khusus ini diberikan kepada jemaat di Smirna untuk meneguhkan dan menguatkan iman serta kesetiaan mereka kepada Tuhan.
Kesetiaan memang sulit untuk dilakukan karena memakan waktu dalam menghadapi keadaan yang tidak enak. Setia memiliki arti dapat dipercaya, bahkan dalam perkara yang kecil dan sederhana. Kita pun sering mengalami penderitaan, tapi hal yang harus kita lakukan adalah setia. Kata setia ini memiliki tiga unsur di dalamnya, yaitu
1.😮 Ketekunan.
Seseorang yang setia pasti seorang yang tekun dan memiliki kemauan yang keras dalam melakukan dan mewujudkan sesuatu.
Kegagalan tidak menjadi halangan yang akan menghentikan langkahnya.
Hidup ini adalah perjalanan yang panjang secara manusiawi, apalagi jika sebagian besar hidup kita diisi oleh penderitaan. Seperti banyak kita lihat dari biografi tokoh-tokoh sukses, tentunya mereka meraih kesuksesan itu tidak dengan instan, tapi banyak kegagalan dan penderitaan yang mereka alami. Namun mereka tetap tekun, sehingga ketekunan itulah yang membuat mereka menjadi sukses. Ada satu kata yang muncul dalam ketekunan yang kita lakukan, yaitu “rahmat” yang artinya adalah tidak menerima sesuatu yang seharusnya kita terima, yaitu tidak menerima penghukuman atas dosa-dosa yang seharusnya kita terima.
Bahkan Tuhan melengkapkan dengan anugerahNya bagi kita. Anugerah artinya adalah menerima sesuatu yang seharusnya tidak kita terima, yaitu keselamatan dan kehidupan kekal. Yakobus 5:11 berkata, “Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.”
Seperti yang dapat kita pelajari dari kehidupan Ayub. Ia adalah seorang laki-laki yang berasal dari tanah Us yang saleh dan jujur. Ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan ( Ayub1:1 ).
Sekalipun demikian ia tetap mengalami penderitaan. Namun Ayub tetap setia pada Tuhan hingga pada akhirnya Tuhan melepaskan Ayub dari penderitaannya dan memberkatinya dua kali lipat dari sebelumnya
. “Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub…dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.” ( Ayub 42:10 ). Ada kelepasan dan kebahagiaan yang disediakan Allah bagi orang-orang yang bertekun dan setia.
2. 🔯 Kesabaran
“Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.“ ( Ibrani 6:15 ). Orang yang setia pasti juga merupakan orang yang sabar.
Kesabaran mampu membuat seseorang bertahan dalam keadaan yang sulit
. Seperti halnya yang dialami Abraham dalam menunggu seorang anak yang telah dijanjikan Tuhan, ia menunggu dengan sabar dan setia hingga akhirnya ia pun mendapatkan kebahagiaannya.
Orang yang setia dalam perkara kecil suatu saat akan Tuhan beri kepercayaan dalam perkara yang besar
. Tuhan ingin kita dapat bersabar hingga waktunya Tuhan menggenapi janji-janjiNya. Usahakanlah jangan mengambil keputusan saat emosi menguasai hati. Sabarlah sampai hati menjadi reda, supaya kita tidak berdosa di hadapan Tuhan. Kebahagiaan memang perlu diperjuangkan. Kesabaran menjadi kunci bagi kebahagiaan seseorang dalam hidupnya. “Adapun Abraham telah tua dan lanjut umurnya, serta diberkati Tuhan dalam segala hal” ( Kejadian 24:1)
3. 😴 Pengabdian ( Dedikasi )
“Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” ( Lukas 16:13 ).
Orang yang setia pasti memiliki dedikasi yang tinggi. Hidupnya selalu diisi dengan pengabdian kepada apa yang diyakininya.
Kita harus memiliki pengabdian terhadap Tuan kita yaitu Allah. Kita adalah hamba Kebenaran. Itulah sebabnya kita harus memiliki hati hamba, telinga yang dengar-dengaran, tangan yang siap melakukan dan kaki yang siap untuk berjalan. Pengabdian ini berlaku untuk tubuh, jiwa, dan roh kita. Tidak bisa kita hanya secara fisik saja tampak mengabdi, tetapi hati kita tidak. Sebaliknya juga tidak bisa kita mengaku roh kita melayani Tuhan tetapi tidak tampak dalam perbuatan secara nyata. Ada beberapa contoh yang terdapat di dalam Alkitab mengenai orang-orang sukses yang mengabdi kepada pemimpinnya. Yosua yang tunduk dan mengabdi pada Musa, Elisa yang mengabdi pada Elia. Jika kita mengabdi kepada manusia maka kita akan memperoleh upah, terlebih lagi jika kita mengabdi dengan setia kepada Allah maka kita akan mendapat upah yang jauh lebih besar dan kekal. Hendaknya kita sebagai anak Tuhan memilki jiwa sebagai pengabdi yang mau mengabdi kepada Allah.
Jika kita dalam kehidupan yang penuh dengan penderitaan ini dapat melakukan ketiga hal tersebut yaitu tekun, sabar dan mengabdi, kita akan dapat berlaku setia kepada Tuhan. Maka pada akhirnya kita akan beroleh kebahagiaan yang telah Allah janjikan. Rahmat dan anugerah Tuhan kiranya senantiasa ada dalam kehidupan ini seiring dengan kesetiaan kita kepada Tuhan sampai akhir. IMMANUEL
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar