GKII LONG LEES
Rabu, 10 Oktober 2018
Rabu, 30 Mei 2018
Minggu, 25 Februari 2018
Kamis, 04 Januari 2018
PEMBERIAN BAPA:BAIK DAN SEMPURNA
PEMBERIAN BAPA: BAIK DAN SEMPURNA
Baca: Yakobus 1:12-18
"Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran." Yakobus 1:17
Dalam tulisannya rasul Yakobus mengingatkan supaya kita jangan pernah mengatakan kalau kita sedang dalam pencobaan, lalu kita menyimpulkan bahwa pencobaan tersebut berasal dari Bapa. Mengapa? Karena Bapa tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya." (Yakobus 1:14). Banyak dari kita yang tak menyadari bahwa segala yang baik itu berasal dan datang dari Bapa, karena Dia adalah sumber segala yang baik. Berbagai cara Bapa lakukan untuk menghadirkan kebaikan bagi kita, bahkan di balik masalah atau peristiwa yang menyakitkan sekali pun (Roma 8:28); dan apa pun yang Bapa berikan bagi anak-anak-Nya, sungguh tak dapat diukur dan dinilai berdasarkan akal dan pemikiran manusia.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan musim berganti musim, namun kasih, pemeliharaan dan penyertaan tak pernah berubah dalam hidup kita. Sungguh, tanpa Tuhan yang menyertai, kita takkan mampu menjalani hari-hari yang berat, hingga akhirnya tanpa terasa kita sudah berada di penghujung hari di tahun 2017. "Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!" (Mazmur 103:2). Haruslah selalu kita ingat bahwa Bapa memberikan sesuatu bukan semata-mata untuk kesenangan kita, tapi Ia memberikan segala yang baik supaya kita dapat memuliakan Dia dan menjadi saluran berkat bagi orang lain. "Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa." (Mazmur 67:2-3). Bapa memberkati kita supaya kita menjadi penyalur berkat-Nya, yaitu dengan menabur.
Kita patut bersyukur karena kita memiliki Bapa yang sungguh teramat baik, yang suka memberi dan selalu memberi; dan apa yang Bapa beri adalah berkat yang baru!
"Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" Ratapan 3:22
Selasa, 02 Januari 2018
MILIKILAH MENTALITAS SEORANG PAHLAWAN IMAN
MILIKILAH MENTALITAS SEORANG PAHLAWAN IMAN SEJATI
Ketika Daud lari dari Saul karena Saul hendak membunuhnya sebab ia sangat cemburu kepada Daud tentang keberhasilan Daud membunuh Goliat, Daud lari ke gua Adulam. Ketika Daud di gua Adulam, ada orang-orang yang ikut bersama Daud, mereka adalah orang-orang yang dalam kesukaran, orang-orang yang dikejar-kejar tukang piutang, orang-orang yang sakit hati. Mereka menjadikan Daud pemimpin atas mereka (I Samuel 22:1-2). Walaupun semula mereka adalah orang-orang yang mempunyai banyak masalah, tapi mereka bersedia mengubahkan mentalitas yang mereka miliki sehingga akhirnya mereka bangkit sebagai para pejuang yang tangguh, mereka menjadi pahlawan-pahlawan Daud (II Samuel 23:8-29).
Diantara kita mungkin tidak ada orang yang mempunyai masalah yang sama dengan orang-orangnya Daud, atau seandainya ada sekalipun, jika kita mau bangkit dan membuang mentalitas lama – mentalitas pecundang dan mulai memiliki mentalitas seorang pahlawan iman, maka kita akan menjadi orang-orang yang Tuhan pakai di dunia ini sebagai pahlawan-pahlawan iman seperti Tuhan telah memakai Gideon, Debora, Ester, Daud, Daniel dan para pahlawan iman lainnya.
Di dalam diri kita ada potensi Ilahi yang tidak terbatas karena kehadiran Kristus dalam hati kita. Ini adalah fakta yang harus kita yakini. Apapun perasaan yang sedang terjadi atas kita, atau apapun situasi yang sedang terjadi, semuanya itu tidak merubah fakta yang mengatakan bahwa tubuh kita adalah bait Allah, ada Roh Allah yang diam di dalam kita (I Korintus 3:16). Seandainya kita tidak yakin akan fakta Ilahi ini, maka kita tidak tahan uji. ”Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.” (II Korintus 13:5). Jangan hidup atas perasaanmu, tapi hiduplah diatas fakta Ilahi (Firman).
Menurut kamus Webster, mentalitas memiliki arti: kemampuan untuk berpikir dan beralasan/ merencana. Untuk jemaat bisa mengembangkan mentalitas seorang pahlawan iman sejati, mereka perlu belajar mengadopsi nilai-nilai dan prinsip hidup seorang pejuang iman.
Berikut adalah beberapa nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap jemaat sebagai pahlawan iman sejati:
a. Sebagai pahlawan iman, hidup kita tidak ditentukan oleh apa yang bisa atau tidak bisa kita lakukan; juga tidak ditentukan oleh apa yang kita miliki atau tidak miliki saat ini. Hidup kita ditentukan oleh apa yang Surga sudah sediakan bagi kita.
b. Sebagai pahlawan iman, kita hidup dengan senantiasa meresponi tuntunan hati nurani kita yang murni; kita memiliki roh yang lembut, mudah dibentuk, mudah diajar, dan mau berubah.
c. Seorang pahlawan iman akan terus memanisfestasikan karakter Kristus dalam kehidupan sehari-hari.
d. Seorang pahlawan iman hidup dengan gairah rohani yang terus menyala-nyala.
e. Seorang pahlawan iman selalu bersedia untuk mendahului dalam menaburkan kebenaran.
f. Seorang pahlawan iman selalu hidup dengan hati yang tulus.
g. Seorang pahlawan iman memiliki roh pionir yang kuat – muncul untuk memprakarsai terjadinya perubahan yang positif di komunitasnya.
h. Seorang pahlawan iman adalah seseorang yang konsisten dengan kebenaran yang sudah ia ketahui.
i. Seorang pahlawan iman memiliki kerelaan untuk berkorban bagi Kerajaan Surga – bahkan mengorbankan apa yang sesungguhnya menjadi haknya, demi kepentingan Kerajaan Surga.
Dengan kita sungguh sungguh belajar menghidupi prinsip-prinsip diatas, mereka sedang terus membangun mentalitas seorang pahlawan iman sejati dalam hidupnya.